Posted by : onlinerx71 Minggu, 24 Mei 2015


Provinsi DKI Jakarta mengalami pertumbuhan jumlah penduduk yang tinggi. Pertumbuhan jumlah penduduk yang lebih besar menimbulkan mobilitas lebih tinggi dan membebankan sistem transportasi karena semakin meningkatkan permintaan akan perjalanan. Dominasi dari pemakaian kendaraan pribadi yang berlalu lintas di jalan kota Jakarta semakin naik volumenya tiap hari menjadi permasalahantersendiri bagi ibu kota. hal ini terjadi karena jumlah kendaraan pribadi yang dominan, mengakibatkan semakin kompleknya permasalahan transportasi di DKI Jakarta. Jumlah kendaraan pribadi di jakarta yang mencapai 90% dari jumlah total kendaraan yang terdapat di Jakarta menyebabkan kendaraan pribadi menjadi penyebab permasalahan transportasi di Jakarta.
Kerugian yang ditimbulkan dari pemakaian kendaraan pribadi bagi lalu lintas di Jakarta, seperti :
1. Volume total kendaraan yang semakin tinggi
2. Kemacetan
3. Polusi dan emisi gas buang
4. Keamanan dan Keselamatan di jalan raya semakin tidak terjamin.
Volume total kendaraan yang semakin tinggi ditimbulkan dari pemakaian kendaraan pribadi yang tidak dibatasi baik secara teknis maupun secara regulasi. Panjang ruas jalan yang tidak berbanding lurus dengan pertumbuhan kendaraan juga menjadi penyebab kapasitas jalan di jakarta yang dianggap sudah tidak mampu menampung jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan. Akibatnya kemacetan meningkat, pencemaran udara membahayakan kesehatan umum, pelayanan angkutan umum menurun, keselamatan di jalan menurun, dan berbagai dampak negatif lain yang terjadi.
Warga kota Jakarta boleh saja mengeluh soal kemacetan lalu lintas jalan. Tapi, mereka yang mengendarai kendaraan bermotor mestinya ikut pula merasa bertanggung jawab karena mereka ikut menyumbang kemacetan itu sendiri. Karena mereka lebih memilih kendaraan pribadi dibandingkan angkutan umum karena berbagai alasan.

  •  Kendaraan Pribadi Menjadi Penyebab Masalah Transportasi
Pemakaian kendaraan pribadi menjadi salah satu penyebab semakin kompleknya masalah transportasi di Provinsi Jakarta. Pemakaian kendaraan pribadi memberikan dampak yang sangat besar terhadap permasalahan yang terjadi di Ibu Kota Jakarta. Ini menjadi semakin parah karena setiap tahun jumlah kendaraan pribadi semakin meningkat dan semakin tidak terkendali dan menduduki peringkat pertama penyumbang kendaraan yang beroperasi di jalan setiap harinya. Masalah transportasi di Jakarta sudah tergolong akut, hal tersebut disebabkan jumlah kendaraan yang berada di jakarta lebih banyak dibandingkan dengan jumlah penduduknya itu sendiri. Pendapatan masyarakat yang meningkat serta mudahnya mendapatkan kredit pembelian kendaraan mengakibatkan laju pertumbuhan kendaraan bermotor di jakarta meningkat pesat, dalam tiga tahun terakhir rata-rata per tahunnya mencapai 11,26%.
Kendaraan pribadi menjadi penyubang terbesar jumlah kendaraan yang beroperasi di jalan. hal ini disebabkan tingkat urbanisasi yang jauh melampaui pertumbuhan jalan raya diklaim menjadi sebab utama dari masalah ini. Ditambah lagi mudahnya membeli kendaraan pada saat ini akibat semakin membanjirnya perusahaan financing yang menawarkan berbagai pilihan kredit, hanya dengan Rp.500.000 masyarakat sudah dapat membwa pulang motor baru dan dengan 20an juta sudah dapat bawa pulang mobil baru. Akibatnya, Jakarta semakin menjadi sasaran empuk para kapitalis otomotif karena tingkat permintaan potensial Jakarta yang tinggi telah mampu dikonversi dengan baik oleh perusahaan financing menjadi permintaan efektif.
Kepemilikan kendaraan bermotor, baik itu sepeda motor maupun mobil pribadi, dimanfaatkan oleh masyarakat untuk menopang mobilitas sehari-hari. Tak sedikit yang memanfaatkannya untuk mencari nafkah. Sekalipun, khusus untuk mobil pribadi, status sosial pemilik mobil masih dianggap lebih tinggi dibandingkan mereka yang tidak punya mobil. Jadi jangan heran kalau banyak yang membeli mobil juga sebagai pengatrol status. Sampai-sampai ada juga yang membeli lebih dari satu unit. Bahkan, sampai-sampai ada pemilik rumah yang memarkir mobilnya di jalan depan rumah karena sudah tidak ada tempat parkir. Atau, memang rumahnya tidak memiliki tempat untuk memarkir kendaraan.
Dampak Yang Ditimbulkan
1. Kemacetan
Jumlah kendaraan pribadi yang tidak sebanding dengan kapasitas jalan yang tersedia. Jumlah kendaraan bermotor di Jakarta terus bertumbuh seiring dengan bertumbuhnya Ibu Kota Negara Republik Indonesia itu. Untuk laju pertumbuhan kendaraan bermotor di jakarta dalam tiga tahun terakhir rata-rata per tahunnya mencapai 11,26%. Mantan Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto pernah mengatakan bahwa panjang jalan di DKI Jakarta 7.208 kilometer (Km), padahal kebutuhannya sekitar 12 ribu km. Artinya, panjang jalan yang ada baru memenuhi 60% dari total kebutuhan. Pada tahun 2013, dari total kendaraan di wilayah Polda Metro Jaya, sebanyak 12,01 juta unit adalah sepeda motor. Artinya, jumlah sepeda motor mencapai 74,54% dari total kendaraan di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Sedangkan untuk jumlah mobil atau kendaraan roda empat atau lebih sebanyak 4,1 juta unit atau 25,46% dari total kendaraan yang berada di kota jakarta. Berikut kami tambilkan perbandingan anatara pembangunan jalan dengan jumlah pertumbuhan kendaraan pada tahun 2012 :















Kemacetan lalu lintas menghabiskan waktu penumpang yang seharusnya dapat digunakan untuk kegiatan produktif. Dikarenakan pengendara akan terjebak dalam kemacetan tanpa bisa bekerja atau bmelakukan kegiatan produktif. Mereka cenderung akan kehilangan waktu yang seharusnya bisa digunakan sebagai kegiatan produktif. Selain itu kemacetan juga menyebabkan peningkatan biaya operasi kendaraan umum, sehingga mengurangi efisiensi operasinya, yang akhirnya juga mutu pelayanan serta penurunan tingkat keuntungan. Kemacetan di tengah kota mendorong masyarakat untuk berpindah ke daerah pinggiran kota yang kemudian menjadi macet juga.

2. Polusi Udara Serta Emisi Gas Buang
Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran yang dihasilkan oleh pembakaran kendaraan bermotor, berupa gas beracun seperti CO ( Carbon Monoksida ), CO2 ( Carbon Dioksida ), Nox ( Nitrogen Oxide ), HC ( Hidro Carbon ), SO2 ( sulfur Dioxide ), dan lain – lain. Jakarta memiliki banyak jumlah kendaraan yang beroperasi dijalan, hal ini berakibat semakin tinggi pula emisi gas buang yang dihasilkan. Dimana akibat dari zat – zat seperti :
1. Carbon Monoxide
a. Mengurangi kemampuan darah dalam menyerap oksigen
b. Pada konsentrasi sedang dapat menyebabkan penglihatan menjadi cepat letih, dan degradasi konsentrasi.
c. Menggangu perkembangan janin dan penurusan kecerdasan
2. Sulfur Oxide
a. Gangguan pernafasan berupa asma, brochitis.
3. Hidro Carbon
a. Gangguan pada mata dan pernafasan
b. Menyebabkan kangker
4. Timah Hitam
a. Gangguan terhadap kejiwaan
b. Menyebabkan impotensi
c. Jika lebih daari 40% diserap darah maka akan menyebabkan keracunan
5. Nitrogen Oxide menyebabkan :
a. Berbau tajam dan pedas sehingga menggangu pernafasan
b. Kerusakan paru- paru sehingga menyebabkan kematian
6. Asap dan Partikel Debu
a. Mengganggu penglihatan dan pernafasan, dengan paparan yang terjadi terus- menerus akan masuk organ – organ tersebut
3. Keamanan dan Keselamatan di jalan raya semakin tidak terjamin.
Pada tahun 2013 setiap harinya ada 28 kasus kecelakaan di jalan raya Jakarta dengan rata-rata dua orang tewas akibat kecelakaan. Hal tersebut diakibatkan volume kendaraan yang berlalu lintas di jalan semakin tinggi dan didominasi oleh kendaraan pribadi. Dengan semakin bertambahnya jumlah kendaraan pribadi yang beroperasi dijalan semakin besarnya potensi terjadinya konflik lalu lintas dan semakin tinggi pula potensi terjadinya kecelakaan sehingga keamanan dan keselamatan pemakai jalan semakin tidak terjamin.

  •  Alasan penggunaan kendaraaan pribadi
1. Ekonomis
Harga sepeda motor yang dibilang cukup murah menyebabkan daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk lebih membeli sepeda motor daripada menggunakan angkutan umum. Kemudahan dari financing dalam memfasilitasi para pembeli dengan sistem kredit juga sangat berpengaruh dalam membantu masyarakat yang mempunyai perekonomian pas – pasan. Selain itu biaya operasionalnya kendaraan pribadi khususnya sepeda motor dianggap jauh lebih murah dari pada harus menggunakan angkutan umum.
2. Gaya Hidup
Masyarakat indonesia khususnya ibu kota jakarta memiliki gaya hidup dimana morang yang menggunakan mobil pribadi dianggap lebih berkelas dibandingkan orang yang menggunakan angkutan umum dalan pergerakannya. Status sosial di kota metropolitan menjadi salah satu penyebab kenapa masyarakat jakata berlomba – lomba agar memiliki kendaraan pribadi khususnya mobil ribadi. Kaum urban di jakarta juga cenderung akan membeli kendaraan pribadi , dimana kendaraan tersebut digunakan sebagai tolak ukur kesuksesan kaum urban. Selain itu ciri – ciri masyarakat kota jakarta yang melakukan mudik pada libur idul fitri menjadi salah satu ajang untuk membawa kendaraan pribadi ke kampung asal sekaligus menunjukan kendaraan yang di pakainya baik kepada keluarga atau masyarakat di kampung .
3. Mobilitas Tinggi
Penggunaan kendaraan pribadi khususnya sepeda motor dapat meningkatkan kemudahan mobilitas masyarakat. Dengan memiliki kendaraan pribadi, masyarakat dapat melakukan perjalanan kapan saja, serta dapat menerobos jalan – jalan kecil untuk menghindai kemacetan.


4. Rendahnya kualitas angkutan umum
Rendahnya kualitas angkutan umum berupa pelayanan, keamanan, serta kenyamanan menjadi alasan kenapa masyarakat enggan untukmenggunakan angkutan umum. Hal tersebut sangat berpengaruh tehadap penggunaan pemakaian kendaraan pribadi, karena dengan rendahnya kualitas angkutan umum akan merangsang masyrakat ntuk membeli kendaraan pribadi. Kualitas angkutan umum yang tidak memberikan peayanan layaknya eperti pelayanan moda trnaposrtasi lain seperti pesawat, menyebabkan masyarakat enggan menggunakan trnasportasi masal. Kondisi angkutan umum yang rawan terjadinya tindak kriminal maupun pelecehan sexual menyebabkan masyarakat enggan memakai angkutan umum.
Selain faktor pelayanan dan keamanan, alasan masyarakat tidak mau menggunakan angkutan umum adalah karena kondisi yang tidak nyaman. Nyaman dalam arti membuat para penumpang merasa betah berada di dalam angkutan umum yang memliliki AC, dan fasilitas kenyamanan lainnya.
5. Tidak adanya pembatasan jumlah kendaraan pribadi.
Tidak adanya kebijakan dalam pembatasan jumlah kendaraan bermotor pribadi menyebabkan pertumbuhan kendaraan pibadi semakin berambah dari tahun ke tahun.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Transportasi dan Permasalahannya

Pengunjung

Flag Counter

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Semua Info -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -