Posted by : onlinerx71 Rabu, 24 Juni 2015



TROTOAR R.A KARTINI DAN ALIH FUNGSINYA

Menurut Ir.  Wobowo Gunawan  dalam bukunya  Standart Perancangan Geometrik Jalan Perkotaan  menjelaskan bahwa  trotoar memiliki pengertian sebagai  bagian jalan yang disediakan untuk pejalan kaki. Umumnya ditempatkan sejajar dengan jalur lalu lintas, dan harus terpisah dari jalur lalu lintas oleh struktur fisik. Pengertian tersebut mengatakan bahwa antara trotoar merupakan tempat berjalan kaki yang berada bersebalahan dengan jalan raya, keadaan trotoar dan jalan raya harus memiliki batas yang memisahkan keduanya. Pemisah yang dibuat tersebut digunakan untuk keamanan pejalan kaki agar pemakai jalan raya tidak memasuki wilayah trotoar dan dapat membahayakan pejalan kaki. Namun pada kenyataanya trotoar sudah banyak di salah gunakan dan tidak sesuai dengan tujuan awalnya,  selain di salah gunakan trotoar juga sudah mengalamai banyak perubahan baik dalam perubahan fisik maupun perubahan fungsi atau alih fungsi.
Tujuan utamanya  trotoar digunakan untuk memfasilitasi pejalan kaki baik yang normal dan pejalan kaki yang berkebutuhan khusus, namun kenyataan yang ada saat ini trotoar digunakan sebagi tempat pedagang kaki lima dan tempat parkir. Ketika kita membeli makanan yang dijual pedagang kaki lima tersebut maka kita akan berhenti persis di depan penjual itu , dengan kata lain kita akan berhenti di badan jalan bahkan juga parkir, hal itu dapat mengakibatkan potensi terjadinya kecelakaan di ruas jalan tersebut.  Otomatis lebar efektif trotoar berkurang karena telah digunakan untuk pedagang kaki lima dan tempat parkir tadi , sehingga pejalan kaki merasa tidak nyaman apalagi bagi pejalan kaki yang mempunyai kebutuhan khusus merasa sangat terganggu sehingga memaksa mereka untuk berjalan di bahu jalan yang dapat menimbulkan potensi terjadinya kecelakaan seperti terserempet kendaraan bermotor.
Untuk lebar trotoar sendiri ditentukan berdasar jumlah pejalan kaki yang melewati jalan tersebut. Antara jumlah pejalan kaki  yang melintas dengan desain lebar trotoar harus sesuai sehingga akan menjadikan pejalan kaki lebih aman dan nyaman. Dengan memperhatikan jumlah pejalan kaki di daerah tertentu pastinya setiap daerah satu dan lainnya berbeda. Contoh Nya untuk trotoar di jalan R.A Kartini kota Tegal dibutuhkan trotoar dengan desain yang sesuai untuk volume pejalan kaki yang besar sehingga pejalan kaki merasa aman dan nyaman. Jalan R.A Kartini terletak di Kota Tegal, jalan R.A Kartini sendiri menghubungkan beberapa fasilitas umum yaitu sebagai jalan penghubung ke alun-alun kota Tegal dan juga ke salah satu pusat hiburan di Tegal, Jogja Mall. Jalan R.A Kartini juga menjadi alternatif jalan menuju di beberapa sekolah seperti SMA 1, SMP 10, SMP 1, SMP 2, SMA Muhamadiyah dan juga SD Mangkusuman2 termasuk kampus Politeknik Keselamatan Transportai Jalan Tegal. Di jalan R.A Kartini ini juga terdapat berbagai tempat/toko yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari.
Sekarang ini sulit untuk menemukan ketertiban, kebersihan, keamanan, kenyamanan dan keselamatan masyarakat itu sendiri sangat susah , sebab semakin buruknya kondisi trotoar yang ada saat ini dimana digunakan untuk pedagang kaki lima dan parkir. Jika masalah tersebut tidak di atasi dengan cepat maka semakin lama akan semakin banyak pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar jalan R.A kartini dimana jalan tersebut merupakan salah satu pusat kegiatan di kota Tegal.
Terdapat beberapa faktor yang memberi kenyamanan bagi pejalan kaki di trotoar.
1.       Aman, yaitu keamanan bagi pejalan kaki dari kerawanan lalu lintas tanpa khawatir akan terjadi kecelakaan, juga aman dari kejahatan baik secara langsung maupun tidak langsung.
2.       Variabel lingkungan, yaitu berupa suara yang mengganggu, polusi, kesesakan dan kualitas material trotoar.
3.       Iklim dan cuaca, saat hujan pejalan kaki akan merasa enggan untuk keluar
rumah dan saat kemarau hawa panas akan membuat pejalan kaki akan cepat
merasa lelah.
4.       Topografi, lereng, jalan datar dan bukit berpengaruh pada bentuk trotoar, di jalan datar pemakai jalan akan menempuh jarak yang lebih panjang dibanding di jalan dengan kontur naik turun.
5.       Jarak, pejalan kaki mempunyai kemampuan tertentu untuk dapat berjalan dengan nyaman yaitu di jarak kurang dari 1,1 km dengan kecepatan rata-rata 3,5 km/jam.
6.       Layanan, dimana tersedianya layanan seperti : kafe, kios, toilet, tempat duduk, hal ini untuk menunjang sifat relaksasi dari aktifitas berjalan kaki.
7.       Budaya, yaitu membatasi sesuatu yang dapat diterima, aturan-aturan yang cocok, hal ini terkait dengan keinginan, kebiasaan dan kecenderungan dalam melakukan kegiatan tertentu yang menentukan bentukan fisiknya.

Dengan berbagai kerusakan yang ada di lapangan seharusnya masyarakat dan khususnya pemerintah yang terkait ikut serta dalam menjaga kondisi trotoar tersebut agar masyarakat merasa aman , nyaman dan selamat ketika berjalan di trotoar tersebut. Kesimpulan yang didapat dari analisa yang dilakukan menunjukan bahwa masyarakat mengetahui dengan pasti fungsi trotoar yang sebenarnya dan masyarakat memerlukan sarana tersebut untuk berjalan.  Keberadaan pelanggar di trotoar menyebabkan fasilitas yang diberikan pemerintahan kota untuk berjalan menjadi tidak berfungsi dengan baik, karena pelanggar sering menyebabkan kerusakan atau suasana trotoar menjadi tidak nyaman lagi serta keberadaan mereka sering memaksa pejalan kaki harus turun ke badan jalan untuk menghindari pengendara kendaraan bermotor yang parkir di trotoar dan yang sengaja melintasi trotoar untuk menghindari kemacetan lalu lintas. Akan tetapi beberapa masyarakat tetap menganggap keadaan fisik trotoar cukup baik dan masih layak untuk dijadikan tempat berjalan kaki dan  menganggap permasalahan  trotoar terletak pada perubahan fungsi trotoar sebagai sarana parkir dan alternatif jalan  untuk menghindari kemacetan lalu lintas oleh beberapa masyarakat pengendara kendaraan bermotor. 
Penanggulangan pelanggaran di trotoar saat ini kurang dijalankan dengan baik karena tidak ada partisipasi dari masyarakat dalam penertiban, karena beberapa masyarakat masih membutuhkan jasa parkir dan di trotoar. Sedangkan pihak pemerintah kota kurang tegas dalam melakukan penertiban meskipun ada hukum yang tertulis serta sanksi yang diberikan pelanggar masih  relatif ringan. Dengan keadaan tersebut maka perlu  dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat mengenai ketertiban, kebersihan, dan keamanan yang diwujudkan di trotoar dengan cara merancang media berupa kampanye sosial untuk mengubah perilaku penyalahgunaan fungsi trotoar pada pengguna kendaraan bermotor.

Berikut adalah beberapa contoh permasalahan trotoar di jalan R.A Kartini kota Tegal :


Gambar 1.3 Adanya pedagang kaki lima yang berjualan di trotoar.






Gambar 1.2 Pedagang yang dapat menimbulkan parkir di trotoar .







Gambar 1.1  Kerusakan pada trotoar sehingga mengganggu kenyamanan pengguna jalan pada saat melewati trotoar akibat nya pejalan kaki turun dibadan jalan yang dapat membahayakan dirinya sendiri.







 


Referensi dari : jbptunikompp-gdl-teguh.shap-32035-10-unikom_t-i.pdf

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

Welcome to My Blog

Transportasi dan Permasalahannya

Pengunjung

Flag Counter

Popular Post

Diberdayakan oleh Blogger.

- Copyright © Semua Info -Robotic Notes- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -